WahanaNews-Labuhanbatu | BUPATI Labuhanbatu Selatan (Labusel) H. Edimin meresmikan sebuah rumah ibadah di Cikampak, Kecamatan Torgamba, Labusel, Selasa (11/10/2022).
Peresmian rumah ibadah Klenteng HOK TEK BIO itu ditandai dengan penandatangan prasasti dilanjutkan dengan pemotongan pita oleh Bupati yang akrab disapa Asiong itu.
Baca Juga:
Kebun Kelapa Sawit Milik BUMN Unit Torgamba Dinilai Kurang Perawatan
Dalam sambutannya, pria berkaca mata itu berharap kedepannya klenteng HOK TEK BIO dapat berjalan sesuai dengan fungsinya.
Ketua Matakin Sumatera Utara Muslim Linggau mengucapkan terimakasih kepada Bupati Labuhanbatu Selatan beserta jajarannya yang telah berhadir di acara peresmian Klenteng HOK TEK BIO.
Dikutip redaksi WahanaNews Labuhanbatu dari Wikipedia, Rabu (12/10/2022) Kelenteng atau klenteng (bahasa Hokkian: bio) adalah sebutan untuk tempat ibadah penganut kepercayaan tradisional Tionghoa.
Baca Juga:
Demi Kuasai Harta Warisan Pria di Labusel Paksa Ibu Kandung Jadi Pasien RS Jiwa
Dikarenakan di Indonesia, penganut kepercayaan tradisional Tionghoa sering disamakan sebagai penganut agama Konghucu, maka kelenteng dengan sendirinya sering dianggap sama dengan tempat ibadah umat Konghucu.
Di beberapa daerah, kelenteng juga disebut dengan istilah tokong. Istilah ini diambil dari bunyi suara lonceng yang dibunyikan pada saat menyelenggarakan upacara.
Kelenteng adalah istilah “generic” untuk tempat ibadah yang bernuansa arsitektur Tionghoa dan sebutan ini hanya dikenal di pulau Jawa, tidak dikenal di wilayah lain di Indonesia, sebagai contoh di Sumatra mereka menyebutnya bio; di Sumatra Timur mereka menyebutnya am dan penduduk setempat kadang menyebut pekong atau bio; di Kalimantan di orang Hakka menyebut kelenteng dengan istilah thai Pakkung, pakkung miau atau shinmiau.