Setelah saya jelaskan kronologi bahwasanya berawal dari anak saya ditolak saat sholat, Bhabinkamtibmas nanya saya, " mau nya Abang berdamaikan" saya jawab mau.
Tapi kata Bhabinkamtibmas kalau damai si Fauzi minta syarat, karena dia (Fauzi) mengaku sudah merasa malu di komplek perumahan itu. Ku jawab kalau minta uang dia, aku nggak punya uang.
Baca Juga:
Polisi Ungkap Pembunuhan Sadis di Penjaringan, Kepala Korban Dibuang ke Sela Tembok
Selesai Bhabinkamtibmas datang Kamis (21/07/2022) pagi, papar Marulin, sekitar Pukul 13.15 WIB dihadiri yang sama, ia keluar rumah, tak jauh dari rumahnya ternyata pelaku sudah menunggu di dekat sekolah dasar (SD) dimana kejadian brutal itu terjadi.
" Saya keluar rumah seperti biasa, ternyata si pelaku (Fauzi) sudah menunggu disimpang SD sambil pegang martil, saya sempat lari, dikejarnya, saya jatuh, disitulah saya dipukuli nya membabi-buta sampai berdarah-darah, gagang martil sampai patah baru dia berhenti. Kepala, wajah, kaki, dada, bahu saya jadi sasaran empuknya " paparnya.
Usai kejadian naas itu, Marulin mendatangi Mapolres Labuhanbatu guna membuat laporan sesuai Laporan Polisi Nomor: LP/B/1522/Vll/2022/SPKT/RES-LABUHANBATU/POLDA SUMUT.
Baca Juga:
Kasus Ronald Tannur, MA Bentuk Tim Pemeriksa Mengklarifikasi Majelis Kasasi
Keesokan harinya setelah Marulin membuat laporan, istrinya Epi (36) membawa anaknya (S) ke Mapolres Labuhanbatu guna membuat laporan yang terjadi kepada anaknya tersebut.
" Setelah saya buat laporan saya dirawat dirumah sakit umum. Besoknya istri saya bawa anak saya ke Mapolres buat laporan, tapi polisi yang ada di SPKT menyarankan tidak usah karena kejadian yang menimpa saya sudah dibuat laporannya " tandas Marulin. [rum]