WahanaNews-Labuhanbatu | PETANI kelapa sawit yang tergabung dari berbagai kelompok tani mengikuti sosialisasi Pupuk Banteng Tani di Dusun Parsaoran, Desa Simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Jumat (09/09/2022).
Puluhan masyarakat menyambut antusias acara sosialisasi penggunaan Pupuk Organik + Hormon Multiguna Benteng Tani yang digelar oleh PT. Karunia Rotorindo Tani.
Baca Juga:
Hadir di SIEXPO 2023 Pekanbaru, Stan PT Karunia Rotorindo Tani Ramai Pembeli
Rizal Kuswanto Sp. selaku Technical Support memberi pemaparan dihadapan puluhan petani yang hadir mengikuti acara tersebut. Rizal menjelaskan salah satu keunggulan pupuk cair Benteng Tani, selain ramah lingkungan, pupuk cair Benteng Tani tersebut mengandung berbagai Microba hidup bakteri pengurai yang dapat menjaga stabilitas tingkat kesuburan tanah secara berkelanjutan.
" Bakteri pengurai yang terkandung didalam pupuk cair Benteng Tani inilah yang menghasilkan unsur hara tanah sebagai sumber pakan tanaman. Disamping menghasilkan unsur hara sebagai sumber pakan tanaman, Benteng Tani juga mengandung bakteri hidup sebagai musuh alami Gano Derma yang kerap menyerang tanaman kelapa sawit yang susah dikendalikan” jelas Rizal, Jumat (09/09/2022).
Lebih lanjut dijelaskannya, bahwa cara pemakaian pupuk cair pada musim penghujan sedikit berbeda pada saat musim kemarau.
Baca Juga:
Mentan Apresiasi Inovasi Biotron yang Diharapkan Mampu Atasi Kelangkaan Pupuk Kimia
" Pada musim penghujan, sediakan 6 liter Benteng Tani+ 1 Kg BD Tricho + 10 Kg Kcl + 50 liter air diaduk bersamaan didalam wadah (drum), lalu, dituangkan sebanyak 400 mililiter di 3 titik pangkal batang. Sementara, saat musim kemarau, Air nya sebanyak 100 liter dan dituangkan dipangkal batang sebanyak 800 ml per pokok " tandasnya.
Sementara, R. Silaban salah perwakilan kelompok tani yang hadir mengikuti acara tersebut menyambut antusias acara yang digelar, menurutnya kegiatan tersebut sangat memberikan pengetahuan bagi masyarakat petani tentang bagaimana memperlakukan tanah sebagai tempat hidup dan sumber pakan tanaman.
Petani Desa Simangalam, kata Silaban, masih minim pengetahuan tentang penggunaan pupuk yang tepat sesuai kebutuhan tanaman. Sehingga sering turunnya hasil buah, sementara batang dan daun menjadi kurang baik.