Oleh: Cokhas ficisan,
" Apakah aku tak sehangat mentari pagi, tak seharum melati di taman, tak seindah bukit dan danau serta pemandangan alam yang terlihat indah sejauh mata memandang, mungkin hati ku sehening malam, gelap dan hitam..." bisik hati Kirana disuatu malam pada pertengahan Desember 2019 itu.
Baca Juga:
Penonton Film 'VINA: Sebelum 7 Hari' Tembus 1 Juta dalam 3 Hari
Kirana menarik napas panjang, pikirannya berkecamuk, " Apakah cinta itu hitam dan putih sehingga membuat ku dalam kegelapan dan ada kalanya terang pula, sehingga Cinta nggak selamanya penuh keindahan dan kejelasan, tetapi juga punya bagian gelap yang selalu bikin tersesat," Kirana menggerutu sambil tiduran didalam kamarnya dengan cahaya lampu yang sedikit gelap, saat itu air mata Kirana membasahi bantal dikegelapan seorang diri.
Setelah kepergian mamanya menghadap tuhan yang maha kuasa, dan tertangkapnya Johan suaminya saat melakukan transaksi sabu-sabu, Kirana seperti sedang merasa tertekan dalam hidupnya.
Kirana merasakan jiwanya meringkih dalam lelah, cemoohan, gunjingan membuat telinganya mulai tak mau mendengar apapun, karena Kirana tak tau lagi mengadu mencurahkan tangisnya pada siapa karena hampir sudah enam bulan mamanya yang tercinta meninggal dunia, Kirana memiliki seorang abang yang Bernama Kamel dan adiknya yang bernama Nara. Kamel dan Nara sibuk dengan keluarganya masing-masing, saat ini Kirana hanya memiliki Ananda anak yang tercinta yang sudah berusia sembilan tahun tempat nya untuk mengadu, kemudian hanya lewat internetlah Kirana bersosialisasi dengan banyak orang di sosial media.
Baca Juga:
Fakta-fakta Menarik My Heart Puppy, Film Terbaru dari Yoo Yeon Seok
Lewat internet Kirana bisa bersosialisasi menggunakan Sosial Media seperti Instagram, Line, Facebook, Twitter, sebagai salah satu tempat Kirana mengadukan nasibnya. Kirana juga bisa bertukar cerita, pengalaman dirinya.
Suatu hari tepatnya di tahun baru 1 Januari 2020 Kirana lewat sosial media Facebook berkenalan dengan seorang lelaki yang bernama Roman dengan fhoto profil wajah lelaki itu dan kepalanya yang plontos awalnya Kirana merasa perkenalan itu hal yang biasa saja.
Kirana dan Roman selalu chatingan atau selalu mengirimkan pesan-pesan lewat mesangger Facebook juga WhatsApp, mereka saling bercanda, saling memuji dan bertukar cerita.
"Kirana kalaulah kamu adalah Bumi, maka aku adalah atmosfirnya. Dengan begitu setiap saat bisa melindungimu dari sakitnya serangan meteor dan komet he he he...." demikian pesan yang disampaikan Roman pada Kirana disuatu malam.
" Waw...gombal banget ah, tapi aku senang kok dengan semua yang kamu katakan..mulai saat ini aku takkan berhenti untuk bahagia hanya karena pernah terluka. Karena tak ada pelangi tanpa hujan, oh iya...kapan kita bisa bertemu atau aku main-main kekotamu hehe" balas Kirana kepada Roman lewat pesan messenger-nya.
" Tunggulah disitu, aku yang akan datang ke tempatmu. Karena aku tahu kamu mudah tersesat ha ha ", Canda Roman pada Kirana lewat pesan messenger saat itu.
Karena tuntutan hidup, butuh makan dan biaya membesarkan anaknya yang semata wayang akhirnya Kirana kembali turun kelapangan untuk bekerja seperti biasanya sebagai wartawati, karena bagi Kirana yang bertanggung jawab saat ini untuk kelangsungan hidupnya dan anaknya adalah Kirana sendiri, ditambah lagi saudaranya Kamel dan Nara yang menguasai harta warisan orang tuanya tanpa peduli dengan kesulitan Kirana padahal Kirana juga anak kandung ayah dan mamanya yang sudah tiada.
Setahun sudah lamanya Kirana berpisah dengan Johan yang saat itu mendekam dalam penjara, dan pernikahan dengan Johan disaat itu hanyalah nikah menurut adat atau yang disebut dengan nikah siri, maka dengan di penjaranya Johan secara otomatis Kirana berpikir bahwa Johan bukan lagi suaminya alias bercerai, Dan Surat pernyataan bercerai diatas materai itu dibuat pada 15 April 2020.
Walau sebenarnya status janda itu sangat berat buat Kirana...
Bagi seorang janda malam yang gelap menjadikan diri sepi tanpa ada yang menemani, dan pada siang yang panas membuat tubuhnya terasa kaku tanpa ada yang melemaskan, bagi Kirana hanya gemerlap lampu kota yang setia menemaninya tanpa pamrih setiap malamnya.
Banyak kumbang jalang yang datang hanya menambah luka, semua terserah pada nasibnya yang sudah begini suratannya, mau sendiri atau berpisah Kirana akhirnya siap menjadi janda muda, walau Kirana sadar kebahagiaan itu butuh waktu, tempat, dan sandaran hidup untuk melampiaskannnya. Kesendirian itu dapat menjadikan jiwa dan raga ini kadang bisa rapuh, banyak sekali yang ingin mengambil kesempatan atas status Kirana sebagai janda, dengan melakukan pendekatan dan tak jarang mereka mengajak Kirana untuk melakukan kencan, tapi Kirana menolaknya dengan halus.
Roman saat pertama kali bertemu Kirana adalah pada saat Roman sedang ngopi santai disebuah Warkop dan Resto terkenal dikota tempat tinggal Kirana Provinsi Sumatra utara,
" lagi dimana cantik,..." demikian pesan masuk keakun messenger WhatsApp Kirana.
" lagi dirumah, ada apa bro", balas Kirana kepesan WhatsApp Roman.
" aku lagi di nyantai ni, kita ketemuan yuk...aku tunggu ya !.." Kata Roman .
" Oke...aku akan datang sekitar lima belas menit aku sudah sampai kesana.." Jawab Kirana di pesan WhatsApp-nya.
Roman dan Kirana-pun bertemu langsung pertama kali di Warkop dan Resto ternama pada saat itu yang sekaligus menjadi saksi bisu saat Kirana dan Roman membahas tentang apa sesungguhnya defenisi "Cinta".
Menurut Kirana, " cinta merupakan sifat baik yang mewarisi semua kebaikan, perasaan belas kasih dan kasih sayang", ucap Kirana sambil tersenyum kepada Roman sambil mencicipi cemilan.
" Hahaha...luar biasa kamu Kirana seperti ahli filosofi Aja", celetuk Roman kepada Kirana.
Roman sambil menatap mata Kirana yang ditutupi kacamatanya sambil tersenyum pada kesempatan itu mengatakan,
" Kalau menurutku, Cinta itu seperti embun putih suci dan murni yang jatuh kebumi", kata Roman berlagak seperti pujangga.
Kesempatan itu, Roman tidak mau menyia-nyiakan waktunya untuk mengutarakan isi hatinya pada Kirana, sambil menggengam jemari Kirana yang terletak diatas meja, Roman menyampaikan kepada Kirana,
" Kirana....sejak berkenalan denganmu lewat media sosial sampai saat ini kita bertemu ijinkan aku untuk menyampaikan bahwa aku jatuh cinta Padamu ", ucap Roman serius.
" Maukah kamu menjadi kekasihku ?," tambah Roman.
Entah apa yang membuat Kirana tidak berkutik untuk menolak, Kirana menganggukkan kepalanya sambil tersenyum malu.
" Tapi...aku tak mau abang hanya cinta karena nafsu, aku hanya berharap kesetiaan dan ketulusanmu", Kata Kirana memecahkan keheningan hati mereka.
Ucapan Kirana membuat Roman teringat dengan kata bijak seorang pujangga yang mengatakan, "Cintaku tidak seperti bunga mawar, apabila berganti musim ia akan layu dan mati, tapi cinta ini seperti air laut, walau pasang surut laut itu tetap terus mengalir", kata pujangga itu.
" Aku berjanji akan tetap tulus dan setia Kirana...dan tempat ini menjadi saksi bisu saat cinta kita bersemi", Kata Roman.
Dari pertemuan-pertemuan Kirana dan Roman menumbuhkan kenangan- kenangan yang manis, dan mungkin salah satu kenangan yang membuat dua anak manusia ini jatuh pada kubangan dosa yang sebenarnya harus disesali walaupun mungkin bagi kedua anak manusia itu yang mereka lakukan adalah dosa terindah disebuah hotel, 17 November 2020.
Saat itu, di bawah temaram sinar lampu, serta hanyut dalam keinginan yang menyesakkan dada, Kirana dan Roman berbaring di kasur empuk disebuah hotel dikota itu, suasana sangat tenang, semuanya bisa di dengar, ada tarikan napas Kirana yang samar-samar bersamaan dengan nafas Roman yang begitu dekat. Roman seperti menyembunyikan tubuh Kirana yang sintal diremang-nya cahaya lampu, Kirana seperti hilang di hadapan Roman, dan tidak dapat ditemukan. Roman mencium leher Kirana rasanya membuat Kirana terbang ke alam fantasi.
Roman memegangi tangan Kirana erat sekali mungkin Roman takut Kirana terjatuh dari tingginya alam fantasi, Kirana merasakan suasana itu dan tangannya lepas dari genggaman dan langsung merangkul serta memeluk Roman dan Roman tidak bisa berkata apapun hanya hasrat yang memuncak membuat Roman memasukkannya ke dalam dengan sedikit menyeringai senyum. Kirana dengan merengek meminta lebih cepat, Romam menarik rambut Kirana, Kirana merasa, seolah-olah sedang mengambang di udara terbang entah kemana, Kirana mulai gemetar, Roman-pun tak kalah gemetaran, dan bumi terasa gempa di temaram cahaya lampu, diatas kasur empuk di kamar hotel yang menjadi kenangan asmara terjalin.
Kirana dan Roman merasa terlalu jauh telah melakukan itu, itu adalah dosa yang dilarang agama sebelum adanya pernikahan, apapun agama-nya melarang keras perbuatan zinah meskipun dengan alasan cinta.
Disampaikan lewat Alkisah ini, Roman dan Kirana memiliki keyakinan dan agama yang berbeda, sementara jalinan cinta Kirana dan Roman harus dilandasi rasa penerimaan akan persamaan maupun perbedaan yang dimiliki oleh pasangan, Namun bila perbedaan itu terletak pada agama bagaimana menyikapinya?.
Perbedaan kepercayaan dan agama akan menjadi tembok tertinggi yang harus dilewati pasangan yang beda agama, bagi Roman yang beragama Islam bahwa tuhan yaitu Allah SWT adalah sumber dari cinta karena tuhan itu adalah Maha Cinta, tentu Roman tidak ingin meninggalkan tuhan yaitu Allah SWT, ingin mengakhiri hubungannya dengan Kirana sementara Roman masih mencintai dan bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan.
Demikian pula dengan Kirana yang beragama Kristen cintanya mengalir tulus apa adanya kepada Roman, Kirana merasakan kasih yang diberikan Roman begitu lembut, mengikat hatinya karena sama-sama saling mencinta, Kirana berharap kebersamaan itu janganlah cepat berlalu...Namun kali ini hati Kirana seperti luka yang di siram cuka, sakitnya sungguh luar biasa, karena Kirana dan Roman dalam Cinta yang berbeda.
B e r s a m b u n g...
*Penulis: Rahman F Hasibuan (Cokhas Ficisan)
*Nama-nama yang ada di cerita hanya samaran.