Oleh : Cokhas Ficisan
WahanaNews - Labuhanbatu | MENIKAH tujuh tahun, tapi belum juga diberi momongan. Hal ini membuat dilema hati pasangan Kirana dan Andika, jangan ditanya bagaimana perasaannya, karena kebahagiaan itu tentu tak bisa ditukar dengan apapun.
Baca Juga:
Penonton Film 'VINA: Sebelum 7 Hari' Tembus 1 Juta dalam 3 Hari
Kebetulan sang suami adalah salah seorang wartawan dan penyanyi tersohor dikota itu, Andika mengeluhkan tentang istrinya yang ia kira mandul yaitu Kirana pengusaha Salon Kecantikan. Wanita kuat yang selalu sabar menghadapi pertanyaan dari keluarga dan orang-orang sekitarnya tentang anak. Tentu saja dia ingin sekali bisa menggendong bayi dan dia sudah berusaha, melakukan berbagai cara untuk bisa mendapatkan anak.
Kadang ia lelah berpikir untuk menjawab pertanyaan ibu mertua yang ditujukan kepadanya. Awalnya Kirana hanya menerimanya dengan senyum, menjawab pertanyaan dengan sabar dan menanggapi nasihat-nasihat itu dengan terbuka. Namun apakah kita tahu bagaimana perasaan dia yang sebenarnya?
Dalam kamarnya, dia menangis sendiri, merasa tertekan karena semua orang mempermasalahkan hal ini, ia seperti di tuding wanita mandul.
Baca Juga:
Fakta-fakta Menarik My Heart Puppy, Film Terbaru dari Yoo Yeon Seok
Ditempat berkumpulnya ibu-ibu yang ngerumpi ia selalu mendengar percakapan yang membuat ia iri dan cemburu.
"Hmmm...kalau aku dulu ngelahirin mudah banget, walau berat bayiku 3 kilo, panjangnya 50 centimeter....croot keluar deh anakku hehehe," ungkap seorang ibu muda tetangga Kirana.
"Waduh...! Gede banget ya anaknya...Aku juga lancar waktu melahirkan dan nggak susahlah melahirkan si kecil anakku 2,5kilo aja beratnya," ibu muda tetangga Kirana yang lain menimpali.
Hati Kirana selalu tercabik-cabik mendengar percakapan semacam itu. Dia kembali menangis sendiri di dalam kamarnya, kecewa akan nasibnya yang memang masih belum dikaruniai anak hingga tujuh tahun usia pernikahannya. Kirana semakin hari makin merasa tak berguna.
Andika mulai berubah sikap sebagai wartawan dan penyanyi tersohor, Suami Kirana jarang pulang dan hidup dari Cafe ke cafe dan banyak mengenal wanita cantik saat itu.
Suatu malam dihujan deras, Andika pulang kerumah dan tertidur di Sofa ruangan tamu dalam keadaan mabuk, disaat Andika tertidur pulas tiba-tiba nada dering Handphone Andika berbunyi.
Diam-diam Kirana mengangkat panggilan telepon tersebut, tanpa diduga terdengar suara wanita dengan suara mesra mengatakan:
" Halo pa, papa dimana...mama nunggu papa ni mau tidur bareng...pa..papa, " demikian kalimat suara wanita yang terdengar di Handphone Andika.
Kirana menjerit histeris bersamaan dengan datangnya suara petir malam itu, petir itu saling bersahutan membuat Andika terbangun.
Kirana pun meradang dengan melontarkan pertanyaan dengan marah semarah-marahnya.
" Ini siapa ?, Ini pelacurmu ya...ceraikan aku..ceraikannn", Kata Kirana tak terima di perlakukan seperti itu.
" Ia ku ceraikan kau, apa yang kuharap dari mu, kau hanya seorang wanita mandul", Kata Andika dengan suara nya yang keras.
Andika membanting barang-barang yang ada dan mengeluarkan makian (kata-kata kasar).
" Guuubbraaak.....dasar wanita mandul tak tau diri", Suara bantingan barang dan makian Andika terdengar disela suara petir dan angin malam saat itu berhembus kencang.
Karena masalah tersebut, Kirana yang merasa tersakiti dalam rumah tangganya akhirnya memilih berpisah dengan suaminya yaitu Andika.
Hingga akhirnya, ia memutuskan untuk turun menjadi seorang wartawati dan menyibukkan hari-harinya memburu berita. Ia sukses dengan karirnya sebagai wartawati, seorang wanita cantik, bohai, modis menjadi perhatian lelaki saat itu, dan tak di pungkiri mantan suaminya pun selalu mengikuti langkahnya dalam berkarir namun Kirana sudah tidak pedulikan itu.
Sebenarnya Kirana memiliki keinginan untuk menikah kembali. Akhirnya Kirana berkenalan dengan seorang tokoh dan pengusaha yang sangat ternama di kota itu yang bernama Herman Romeo.
Herman Romeo pun memberikan perhatian yang luar biasa kepada Kirana, Herman Romeo mampu mengembalikan gairah Kirana dalam asmara sehingga mereka selalu melakukan hubungan intim layaknya suami istri.
Setahun lamanya hubungan asmara itu, Kirana merasakan ada yang lain di perutnya, Kirana mual, muntah, sepertinya dia dalam keadaan hamil dan itu disampaikannya kepada Herman Romeo.
Herman Romeo tidak terima dengan keadaan Kirana dan tidak mengakui itu adalah benihnya yang harus ia pertanggung jawabkan.
Dan paling menyakitkan adalah Herman Romeo minta janin yang dikandung Kirana untuk digugurkan dan Herman Romeo bersedia memberikan uang untuk biaya menggugurkan janin itu dari Rahim Kirana.
Kirana menolak ajakan Herman Romeo, bagi Kirana kehadiran janin itu membuat hatinya bercampur aduk, bahagia dan gelisah.
Kirana bahagia karena ternyata dirinya bukan mandul, dan gelisah bakal menjadi gunjingan orang karena hamil diluar nikah.
" Sudah dua Minggu usia kandungan saya, ini anak kita bang Herman Romeo ", Kata Kirana pada Herman Romeo.
" Apa..!!! Tidak saya tidak mau terima itu, gugurkan saja kandunganmu itu, kau jangan permalukan aku, saya akan bayar segala biayanya " Kata Herman Romeo.
" Saya tidak akan gugurkan janin ini saya akan menjaganya karena saya bahagia dengan memiliki anak", Kata Kirana sambil menangisi nasibnya dan meninggalkan Herman Romeo.
Kirana pun berjanji didalam hati tidak akan mau memaksa Herman Romeo untuk bertanggung jawab atas kehamilannya, karena Kirana tau Herman memiliki Istri seorang perempuan yang baik dan tak pantas tersakiti karena dosa yang telah dilakukan sampai Kirana hamil.
Sebaliknya Kirana merasa bahagia saat ini, bakal memiliki seorang anak dan tuduhan mandul pada dirinya ternyata tidak benar, Ia puas telah mampu menyampaikan pesan kepada mantan suaminya dan Ibu mertuanya bahwa Kirana bukan wanita mandul yang tak berguna.
Kirana juga bangga sebab jauh dilubuk hatinya yang suci masih memiliki perasaan telah berdosa dan menyakiti hati seorang perempuan yang baik yaitu istri Herman Romeo, ingin rasanya meminta maaf kepada perempuan itu.
Disela lamunannya ia elus-elus perutnya dengan kasih sayangnya sambil berbisik dalam hatinya paling dalam.
" Wahai anak didalam rahimku, engkau harus mengetahui nantinya engkau terlahir dari rahim seorang perempuan, engkau hidup dan bernapas karena perempuan, bila nantinya engkau seorang pria sukses karena adanya perempuan kuat di sampingmu, Ibumu juga seorang perempuan...bila engkau merasakannya saat ini aku sedang menangis bukan karena aku lemah aku hanya ingin kekerasan terhadap perempuan untuk dihentikan..." Demikian bisik hati Kirana kepada anaknya yang masih 3 (tiga) bulan dalam kandungannya dan entah kenapa dua tetes air mata jatuh membasahi pipinya tepat pada tanggal 25 November itu, dimana hari itu juga tepat pada hari kelahiran Kirana. [hab]
B e r s a m b u n g...
Penulis Kisah/Foto : Rahman F. Hasibuan (Cokhas Ficisan)
[Nama-nama yang ada di cerita adalah nama samaran].